Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menerima izin prinsip formasi aparatur sipil negara (ASN) Bawaslu tahun 2024 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas.
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Dalam rangkaian pertemuan secara terpisah dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) ,Bawaslu mengajak para jurnalis memproduksi kepemiluan secara benar. Menurut Ketua Bawaslu Rahmat Bagja dan Anggota Bawaslu Lolly Suhenty hal ini demi pendidikan politik dan mencegah merebaknya hoaks (kabar bohong).
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengajak anggota Al-Jam'iyatul Washliah turut berpartisipasi dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas. Baginya, pemilu berkualitas yakni pemilu yang mampu menjaga daulat rakyat secara 'genuine' (tulus) berdasarkan prinsip kesetaraan hak pilih (equal suffrage) dan kepastian hukum (legal certainty).
Makassar, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengatakan Bawaslu saat ini sedang mempersiapkan kurikulum pendidikan untuk pelatihan pengawas Pemilu. Rancangan kurikulum Diklat tersebut diharapkan dapat membantu pengawas untuk meminimalisir sejumlah potensi konflik pada penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 mendatang.
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Anggota Bawaslu Herwyn J. H. Malonda berharap pengesahan derah otonomi baru (DOB) tidak dilakukan berdekatan dengan penetapan keterpenuhan syarat hasil verifikasi administrasi dan faktual. Alasannya hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan.
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Bawaslu akan menjalin kerja sama dengan berbagai media massa, di antaranya Media Group dan TV One. Kerja sama tersebut dalam rangka meningkatkan literasi kepemiluan dan pengawasan partisipatif oleh media massa.
Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengajak para kader Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Menurtunya, salah satu faktor kencangnya polarisasi masyarakat pada Pemilu 2019 terjadi karena urang meleknya masyarakat pada isu-isu yang ada pada media sosial (medsos).