• English
  • Bahasa Indonesia

Tokoh Bangsa Mendukung Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu

Jakarta, Bawaslu – Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu yang digagas oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mendapat dukungan penuh dari berbagai tokoh bangsa. Mereka bahkan menganggap gerakan tersebut menjadi sangat penting untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari praktik-praktik politik transaksional.

Dukungan sejumlah tokoh bangsa itu terungkap dalam sarasehan nasional “Menyelamatkan Bangsa dari Politik Transaksional pada Pemilu 2014” yang diselenggarakan oleh Bawaslu di Jakarta, Rabu (22/1). Tokoh bangsa yang hadir dalam sarasehan tersebut antara lain, Azyumardi Azra, Ramlan Surbakti, Ahmad Sobari, Romo Benny Susetyo, Pendeta Andreas Anangguru Yewangoe, I Nyoman Udayana, dan Bhikku Dhammakaro.

“Kami juga akan membentuk relawan-relawan untuk membantu pengawasan Pemilu. Sepulang dari sini, kami akan mensosialisasikan ke seluruh Indonesia, bagaimana agar Pemilu 2014 sukses,” ujar Tokoh Hindu, I Nyoman Udayana.

I Nyoman Udayana mengakui, semua elemen bangsa perlu mengambil bagian untuk terlibat aktif dalam rangka terwujudnya Pemilu yang jujur dan adil. Semua tokoh bangsa yang ada di negeri ini harus bersatu dan bergerak bersama-sama dengan atau tanpa permintaan dari Bawaslu, untuk bersama-sama menyukseskan Pemilu 2014.

Hal senada diungkapkan Romo Benny Susetyo. Menurutnya, Pemilu 2014 yang berkualitas masih ada harapan. Optimisme itu bisa terwujud, apabila ada pergerakan dari kalangan masyarakat kelas menengah yang jumlahnya sangat signifikan.

Masyarakat kelas menegah, kata Benny, harus diberikan edukasi secara tepat dengan memberikan pemahaman terhadap pilihan yang cerdas dan visioner. Dengan jumlah yang signifikan, nantinya mereka akan menentukan terpilihnya orang-orang yang tepat.

“Jika hasil pilihan yang lalu telah gagal memperbaiki bangsa ini, maka kita harus mencari pemimpin baru, yang jujur, berintegritas, dan berkomitmen. Hal itu dilakukan dengan mencari rekam jejaknya. Jika ingin merubah bangsa ini, kita harus berani memutus mata rantai politik transaksional,” tutur Benny.

Sementara itu, Cendikiawan Muslim, Azyumardi Azra mengatakan, walaupun terkesan sulit untuk menyelesaikan masalah politik transaksional, namun Bawaslu dapat bekerja lebih keras untuk setidaknya menyelamatkan Pemilu. Pasalnya, politik transaksional sudah mengakar, dan membutuhkan kerja keras semua elemen bangsa dalam waktu yang tidak sebentar.

“Kita memang pesimis politik transaksional bisa hilang dari Pemilu 2014, karena berakar dari masalah-masalah yang mendalam. Target Bawaslu yang realistis, Bawaslu menyelamatkan Pemilu dengan meningkatkan partisipasi pemilih di dalam turut mengawasi proses dan tahapan Pemilu,” tegas mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah tersebut. *** [hms/fs/sap]

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu