Jakarta, Badan Pengawas Pemilu– Pemilu Presiden tinggal menghitung hari. Dua kubu pasangan calon Presiden kian gencar berkampanye untuk meraup suara terbanyak pada pemungutan suara yang akan dilaksanakan 9 Juli nanti. Eskalasi Politik turut mengemuka di layar kaca, stasiun-stasiun televisi yang dimiliki oleh peserta ajang politik, semakin giat menggunakan frekuensi publik untuk menentukan opini publik.
Hal ini terungkap lewat penelitian Remotivi yang mengamati peraktik siaran 11 (sebelas) stasiun televisi pada periode 1-7 juni 2014.
“Kontestasi politik di layar kaca meningkat drastis. Ini tergambar dari jumlah berita politik dalam preiode 1-7 Juni meningkat hingga enam kali lipat jika dibandingkan dengan periode 1-7 Mei 2014. Dari 512 judul berita menjadi 3.305 judul berita,” ujar Muhamad Heycahel saat Konferensi Pers di Media Center Bawaslu RI Jakarta (4/7).
Muhammad Heycahel menambahkan, terjadi peningkatan drastis pada frekuensi pemberitaan pasangan calon Preiden Nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di stasiun televisi yang tergabung dalam Grup Viva yang dimiliki Aburizal Bakrie, serta Grup MNC yang dimiliki Harry Tanoesoedibjo. Hal ini seiring dengan koalisi Partai Gerindra dengan Golkar yang diketuai oleh Aburizal Bakrie. Serta dukungan Harry Tanoesoedibjo pada pasangan capres-cawapres nomor urut satu tersebut.
Jumlah penonjolan Prabowo Subianto di TV One menanjak dari semulanya 32% pada periode 1-7 mei menjadi 70% pada periode 1-7 Juni. Sebesar 96% porsi pemberitaan positif pada periode Juni pun diraup oleh pasangan nomor urut satu tersebut. sementara itu, penonjolan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya mencapai 16% dan mendapat 4% untuk pemberitaan positif. Porsi negatif di TV One sepenuhnya dilimpahkan kepada pasangan calon nomor urut dua tersebut, masing-masing 80% untuk Joko Widodo dan 20% untuk Jusuf Kalla.
Hal yang sama terjadi pada grup MNC, Prabowo tokoh Capres yang paling banyak ditonjolkan dengan mencapai 78%. 100% berita bernada positif yang ada di RCTI yaitu berita Prabowo. Sementara total penonjolan pasangan nomor urut dua hanya 4% dan Joko Widodo yang biasa di sapa Jokowi menanggung 100% berita negatif yang ada di RCTI.
Fakta sebaliknya papat ditemukan di Metro TV yang dimiliki Ketua Partai Nasdem, Surya Paloh. Pasangan calon Presiden nomor urut dua memperoleh porsi pemberitaan paling tinggi mencapai 70% dan mendapat porsi berita positif yaitu mencapai 96%. Sementara itu, jumlah pemberitaan pasangan calon nomor urut satu yaitu 15% dan mendapatkan 100% porsi pemberitaan negatif.
Lembaga Negara yang berkaitan langsung dengan pemilu dan penyiaran, dalam hal ini Gugus Tugas yang di dalamnya meliputi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Informasi Publik (KIP) diharapkan menjadi yang terdepan dalam mengawal kepentingan publik di televisi. Publik menantikan kerja nyata yang dilakukan oleh Gugus Tugas untuk membentengi publik dari serbuan media partisan.
Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Idy Muzayyad mengatakan, kami menghimbau kepada lembaga penyiaran terutama yang sudah diketahui partisannya harus bisa menahan diri untuk sama-sama menjaga kesejukan dan kedamaian di Pilpres tahun 2014 ini. Karena Pemilu yang sukses itu selain Luber, Jurdil, maka harus damai. Karena Jurdil, Luber tapi tidak damai berarti pemilu kita dianggap tidak sukses.
Penulis : Irwan
Editor : Falcao Silaban