• English
  • Bahasa Indonesia

Cegah Politik Transaksional, Bawaslu Hadirkan Tokoh Bangsa dalam Sarasehan Nasional

Jakarta, Bawaslu – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai suhu politik di tahun 2014 ini semakin meningkat, terutama menjelang hari pemungutan dan penghitungan suara. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab berpotensi menciderai demokrasi lewat praktik politik transaksional, sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi serta menyelamatkan Pemilu dari praktik semacam itu.

Terkait dengan hal tersebut, Bawaslu akan menyelenggarakan Sarasehan Nasional di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (22/1). Dalam sarasehan itu, Bawaslu mengundang tokoh-tokoh bangsa dan sejumlah pelaku ekonomi. Sarasehan tersebut bermaksud untuk membangun sinergitas di antara pemangku kepentingan, menggali pemikiran luhur dari tokoh-tokoh bangsa dalam mencermati dan meminimalisasi praktik-praktik politik transaksional.

Beberapa tokoh bangsa yang diundang dalam sarasehan tersebut yakni, Syafii Maarif, Said Agil Siradj, Andreas A. Yewanggoe, Benny Susetyo, Ahmad Sobari, Bhikku Dhamakaro, I Nyoman Udayana, Komaruddin Hidayat, Sofjan Wanandi, Garin Nugroho, serta tokoh penting lainnya yang memiliki gagasan dan pemikiran penting untuk kemajuan bangsa.

Berbicara di depan sejumlah wartawan di Jakarta, Senin (20/1), Ketua Bawaslu, Muhammad mengatakan, kegiatan sarasehan nasional tersebut diselenggarakan dalam rangka menyosong Pemilu 2014. Dalam sarasehan bertema cegah politik transaksional itu, Bawaslu ingin mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama memberikan perhatian yang lebih serius, fokus, dan terukur, dalam rangka memastikan terwujudnya Pemilu yang berintegritas dari segi hasil dan proses.

Menurut Muhammad, melalui sarasehan nasional, diharapkan terbangun komitmen bersama untuk menjadikan Pemilu 2014 sebagai barometer hadirnya Pemilu yang demokratis sepanjang sejarah reformasi di Indonesia. Dalam sarasehan itu juga, Bawaslu mengembangkan sebuah gerakan moral, yang diberi nama gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu.

Karena itu, sarasehan nasional menjadi kegiatan yang sangat strategis dengan menghadirkan tokoh-tokoh bangsa yang dianggap memiliki kompetensi, kemampuan, dan pengaruh di masyarakat untuk bersama-sama Bawaslu dan unsur masyarakat lainnya untuk melakukan gerakan yang massif, dan gerakan sosial dalam rangka memastikan bahwa Pemilu 2014 berlangsung sesuai azas luber dan jurdil.

Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Bawaslu, Nasrullah mengatakan, sarasehan nasional merupakan agenda pertama sebagai bentuk respon dan keseriusan Bawaslu terhadap gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu. Untuk mendesain dan mengeloa manajemen gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu, Bawaslu juga telah membentuk kelompok kerja nasional (Pokjanas) dengan melibatkan aktivis dan penggiat Pemilu, dan secara bersama-sama membangun penguatan pelembagaan demokrasi melalui partisipasi dalam Pemilu.

Pokjanas, kata Nasrullah, nantinya lebih banyak mengurusi masalah teknis terkait dengan gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu. Gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu melalui pelibatan pemilih pemula dengan fokus utama adalah pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia sudah terbentuk di beberapa provinsi dan kabupaten/kota. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan di daerah, sudah banyak kelompok mahasiswa dan perorangan yang ingin bergabung dalam gerakan sejuta relawan pengawas Pemilu.

Sementara itu, Koordinator Pokjanas, Yusfitriadi, yang juga mantan Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai, pelibatan semua pihak, termasuk tokoh-tokoh bangsa untuk membicarakan masalah Pemilu antara lain untuk menghilangkan kesan bahwa Pemilu ini hanya milik beberapa pihak, misalnya, KPU, Bawaslu, dan Partai Politik.

Pemilu, kata Yusfitriadi, sejatinya menjadi milik semua komponen bangsa, termasuk tokoh-tokoh bangsa yang selama ini telah memberikan perhatian dan kontribusi dalam penguatan moral bangsa. Karena itu, pelibatan tokoh-tokoh bangsa untuk membicarakan masalah Pemilu menjadi sangat penting dan strategis.

Dalam sarasehan tersebut, nantinya akan diminta pandangan dari tokoh-tokoh bangsa terkait proses penyelenggaraan Pemilu dan output atau hasil Pemilu 2014. Hal ini penting, karena tokoh bangsa telah memberikan kontribusi besar bagi pengawalan Pemilu dan kemajuan bangsa. Mereka yang diundang merupakan tokoh bangsa yang mempunyai kompetensi dan kapasitas untuk bersama-sama berdiskusi, sehingga lahir pemikiran dan pandangan strategis terhadap Pemilu 2014. *** hms/flc/sap

 

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu