Jakarta, Badan Pengawas Pemilu – Pemungutan dan Penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 sudah hampir berakhir. Jajaran Pengawasan Pemilu terus memberikan update hasil pengawasan yang dilakukan dengan berbasis tempat pemungutan suara (TPS).
Berdasarkan laporan cepat yang dikirimkan ke pusat data pengawasan Bawaslu tingkat Pusat, Pimpinan Bawaslu Daniel Zuchron mengambil kesimpulan sementara bahwa Pilpres kali ini dilaksanakan lebih baik daripada pelaksanaan Pileg lalu.
“Pada dasarnya pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara Pilpres 2014 berjalan dengan lancar aman dan damai. Hanya ada sedikit catatan (dugaan pelanggaran), dibandingkan dengan Pileg lalu,” tuturnya, dalam Konferensi Pers, di Jakarta, (9/7) malam.
Kesimpulan tersebut, tambahnya, didasarkan pada beberapa data dan fakta yang sudah masuk untuk sementara. Hampir tidak ada pelanggaran ataupun kesalahan prosedural yang sifatnya masif, terstruktur, dan sistematis.
Menurut Daniel, ada beberapa hal yang menyebabkan pelanggaran pada Pilpres tidak seperti yang terjadi di Pileg lalu. Pertama, adalah koordinasi antara Bawaslu yang semakin kuat hingga dengan jajarannya.
“KPU semakin responsif terhadap segala keberatan dan catatan yang disampaikan oleh Pengawas Pemilu. Ini semakin menunjukkan koordinasi yang semakin kuat, dan KPU tidak lagi arogan,” tutur Daniel.
Selain itu, Daniel menuturkan bahwa Pilpres lebih mudah untuk diawasi karena hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Instrumen-instrumen yang ada pun lebih sederhana daripada Pileg.
Dari data yang masuk sementara, hanya ada 248 TPS di 21 Provinsi yang tidak menghadirkan saksi untuk pasangan capres dan cawapres dari sekitar 479.183 TPS di seluruh Indonesia. Ada indikasi oknum yang mengarahkan pada pasangan calon tertentu terjadi di 155 TPS di 16 Provinsi di seluruh Indonesia. Sedangkan yang cukup banyak adalah KPPS tidak mempersiapkan alat bantu tuna netra di 741 TPS di 21 Provinsi di Indonesia.
Penulis : Falcao Silaban