• English
  • Bahasa Indonesia

Bawaslu dan KPU Minta Intelijen Identifikasi Kerawanan Pasca Pemungutan Suara

Ketua Bawaslu Muhammad saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Intelijen dalam Rangka Menyukseskan Pilkada Serentak Tahun 2015, di Jakarta, Rabu (11/11). Dalam kesempatan itu, Muhammad menyampaikan peran intelijen dalam rangka membantu penyelenggara pemilihan terutama dalam identifikasi kerawanan Pilkada.

Jakarta, Badan Pengawas Pemilu – Menjelang pemungutan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota pada Tahun 2015 yang tinggal 28 hari lagi, Bawaslu dan KPU meminta kepada Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) untuk mengindentifikasi adanya potensi kerawanan pasca pemungutan suara nanti.

“Pada Pileg dan Pilpres serta Pilkada lalu, banyak formulir C1-KWK (berita acara pemungutan dan penghitungan suara) yang kembar siam.      Masing-masing pihak yang memegang form C1 berbeda jumlah yang tercantum di dalamnya,” kata Ketua Bawaslu Muhammad, saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Intelijen dalam Menyukseskan Pilkada Serentak Tahun 2015, di Balai Pertemuan Soekarno-Hatta, Kantor Badan Intelijen Negara (BIN), Jakarta, Rabu (11/11).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, kejadian tersebut terjadi di persidangan sengketa hasil di Mahkamah Konstitusi. Untuk membuktikan kebenaran dari form C1 itu, maka MK memerintahkan KPU untuk membuka kotak suara di tengah persidangan. 

Rawannya penyalagunaan formulir C1 disinyalir masih dapat terjadi pada Pilkada Serentak kali ini. Pola pelanggaran ini tidak akan banyak berubah, sehingga untuk mengantisipasinya akan jauh lebih mudah. Namun, Muhammad meminta agar intelijen dapat mengambil peran dalam proses identifikasinya.

Selain itu, Muhammad juga menyampaikan bahwa ada beberapa pihak yang ingin membuat situasi tidak kondusif dalam Pilkada dengan menciptakan isu-isu bahwa akan ada gejolak dan konflik. Oleh karena itu, BIN dapat mengambil peran di sini, untuk identifikasi siapa saja yang menyebar isu-isu tersebut.

“Kami optimis Pilkada akan berjalan aman, terlebih saya berharap kepada jajaran BIN dan intelijen di daerah, untuk mengantisipasi ini secara bersama. Karena jika ada gejolak/konflik di daerah, maka ini juga menjadi gejolak secara nasional,” tambah Muhammad.

Hal senada disampaikan oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik,  yang mengatakan bahwa, intelijen diharapkan dapat mengawal adanya potensi pelanggaran saat perpindahan surat suara dan formulir C1 dari setiap tingkatan, mulai dari TPS hingga ke tingkat Kabupaten/Kota.

“Saya harap intelijen dapat mendeteksi adanya gangguan terhadap keamanan formulir C-1 KWK yang asli dalam rangka menjaga agar form C1 yang kerap menjadi masalah pasca pemungutan suara tidak terulang lagi,” kata Husni.

 

Penulis/Foto              : Falcao/Irwan

 

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu