Sebatik, Badan Pengawas Pemilu - Ketua Bawaslu RI, Muhammad, menyambangi Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Kunjungan tersebut merupakan salah satu upaya Bawaslu dalam mengantisipasi potensi kerawanan pada pemilihan kepala daerah 2015 melalui mobilisasi pemilih di daerah perbatasan.
"Kami melakukan kerja sama dengan pihak terkait untuk mendata TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang keluar masuk dari sekarang sampai tanggal 9 Desember 2015 diperketat," kata Muhammad di sela kunjungannya, Rabu (18/11).
Menurut Muhammad, lokasi perbatasan diindikasikan sebagai titik rawan untuk memobilisasi TKI yang bekerja di Negara bagian Malaysia. Salah satu modus yang bisa dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah adalah menggiring suara para TKI tersebut untuk diarahkan pada pasangan tertentu.
"Nama - nama yang terdaftar kita kroscek kembali ke KPU, apakah nama - nama itu sudah masuk ke daftar KPU atau belum. Kalau belum masuk bisa kita liat, apakah negara Indonesia yang seharusnya berdomisili di wilayah mana, jelas domisilinya kemudian dia belum terferifikasi pada saat pemutahiran data pemilih,” jelas Muhammad.
Untuk saat ini, guru besar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin itu melanjutkan, pihaknya telah melakukan pendataan dan melakukan komparasi melalui kerja sama dengan KPU dan instansi terkait yang bertugas di daerah perbatasan. Untuk memeriksa kembali data terkait TKI yangterdaftar sebagai pemilih namun berdomisili di Malaysia.
"Mudah – mudahan, kita sedang berkoordinasi dengan Polri dan TNI apa yang dihawatirkan tidak terjadi. Karena menurut informasi kemungkinan pemilih yang ada di Malaysia akan di mobilisir untuk kemenangan calon tertentu," ungkap Muhammad.
Sebagai informasi, Pulau Sebatik merupakan perbatasan Republik Indonesia - Malaysia yang menjadi sorotan Bawaslu sebagai salah satu titik dengan potensi terjadi mobilisasi TKI sebagai pemilih. Lokasinya yang berbatasan dengan darat dan laut Malaysia dikhawatirkan menjadi satu tempat yang bisa disalahgunakan oleh pasangan calon untuk mengarahkan suara Pilbup di Kabupaten Nunukan dan Pilgub Provinsi Kalimantan Utara.
Penulis dan Foto : Hendru Wijaya
Editor : Ira Sasmita