• English
  • Bahasa Indonesia

Media Jangan Jadi Kompor dan Provokator dalam Pilpres 2014

Jakarta, Badan Pengawas Pemilu - Tim Gugus Tugas Bawaslu, KPU, KPI dan KIP menyerukan kalangan media massa agar selama masa tenang kampanye Pemilu Presiden/Wapres 2014, dapat menjadi penyejuk masyarakat Indonesia sebelum menentukan pilihannya pada pemungutan suara tanggal 9 Juli 2014. Kalangan media massa diimbau tidak memberitakan, menyiarkan dan menyebarluaskan informasi apapun yang bernuansa mendiskriditkan pasangan capres/cawapres tertentu apalagi dengan mengabaikan prinsip jurnalistik cover both side (keberimbangan).

Imbauan tersebut disampaikan dalam konferensi pers tim gugus tugas Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan Umum, Komisi Penyiaran Indonesia dan Komisi Informasi Pusat di media center Bawaslu RI, Jumat (4/7) sore.  Dalam konferensi pers itu juga hadir Wakil Ketua Tim Pemenangan Capres Nomor urut 1 (satu) Moekhlas Sidik, dan Ketua Tim Media Center Capres Nomor Urut 2 (dua) Saur Hutabarat beserta sejumlah anggota tim pemenangan kedua capres.

Wakil Ketua KPI Iddy Muzayyad mengatakan, media massa khususnya lembaga penyiaran tv dan radio untuk menjaga independensinya dan netralitasnya dalam menyiarkan kegiatan pasangan capres secara berimbang dan proporsional. Kasus penyerbuan satu stasiun tv berbasis berita oleh pendukung capres tertentu merupakan bukti ketidakpuasan kelompok masyarakat.

“Disatu sisi, penyerudukan itu merupakan ketidakbenaran, disisi lain berita yang disiarkan juga tidak berimbang, itu juga keliru. Jadi ini sama-sama (keliru) sebenarnya,” kata Iddy dalam konferensi pers yang dipimpin Pimpinan Bawaslu Nasrullah.

Karenanya Tim Gugus Tugas, menyerukan agar selama masa tenang, media massa menahan diri untuk tidak memberitakan, menayangkan dan menyebarluaskan informasi yang tidak berimbang terutama dalam hal pemberitaan. Tim juga meminta agar segala bentuk iklan kampanye  dan iklan politik yang bernuansa kampanye di media massa khususnya media penyiaran dihentikan selama masa tenang Pilpres 2014 yakni tanggal 6-8 Juli 2014.

“Media penyiaran khususnya tv yang berbasis news, (berita) kita harapkan jangan jadi kompor, jangan jadi provokator karena sangat berpotensi menaikkan eskalasi emosi dan konflik masyarakat pendukung capres,” ujar Iddy.

Dikatakan iddy, dibandingkan Pileg yang lalu, kampanye di media elektronik sesuai amanat undang-undang dan peraturan KPU pada masa Pilpres justru lebih tertib dan lebih dipatuhi media elektronik. Namun kebalikannya, pemberitaan di beberapa stasiun tv, justru tidak mematuhi rambu-rambu dan kaidah-kaidah jurnalistik.

Selanjutnya, Tim Gugus Tugas juga mengimbau agar quick count (penghitungan cepat) berbagai lembaga tidak dilakukan sebelum tanggal 9 Juli 2014 pukul 13.00 waktu Indonesia Barat (WIB). Karena bila hal itu dilakukan maka dapat mempengaruhi masyarakat yang belum memilih. “Karena hanya dua pasangan, satu suara itu akan sangat berarti,” ujar iddy.

Pimpinan Bawaslu RI Nasrullah memaparkan Tim Gugus Tugas terutama Bawaslu terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap seluruh tahapan Pilpres. Karena tahapan Pilpres akan memasuki masa tenang, Tim Gugus Tugas perlu membuat konferensi pers yang berisi imbauan tim dan komitmen semua pihak untuk mewujudkan masa tenang yang didambakan masyarakat.

“Oleh sebab itu Bawaslu, KPI, KPU dan KIP dan kedua tim pasangan Capres ini kami ajak dihadapan saudara-saudara sekalian (wartawan) untuk konferensi pers bersama. Kami rindu Indonesia yang utuh dan damai. Insyaallah Pilpres 2014 ini dapat berjalan baik, tenang dan damai,” kata Nasrullah

Sementara Wakil Ketua Tim Pemenangan Capres Prabowo-Hatta, Moekhlas Sidik, dan Ketua Tim Media Center Capres Nomor Jokowi – Jusuf Kalla, Saur Hutabarat mengapresiasi konferensi pers bersama Tim Gugus Tugas dalam menghadapi massa tenang Pilpres. Mereka mendukung imbauan Tim Gugus Tugas Bawaslu, KPU, KPI dan KIP menjaga suasana damai dan tertib selama masa kampanye yang tersisa satu hari, masa tenang dan hari pemungutan suara Presiden/Wapres. Sehingga Pilpres 2014 dapat berlangsung secara tertib, damai dan aman.

“ Minggu tenang harus bisa kita isi suasana yang bisa membawa masyarakat berfikir jernih. Kami turut membantu rekan-rekan wartawan untuk menjernihkan suasana di minggu tenang agar tujuan dimana masyarakat bisa berfikir secara jernih dan nantinya di tanggal 9 Juli bisa menyampaikan pendapatnya. Hal-hal yang menyangkut pemberitaan yang kurang menyenangkan kiranya dari masing-masing kita bisa menahan diri, bisa mengerem sekaligus meniadakannya. Kami akan langsung menyampaikan ke tim media kami agar semua imbauan ini dipatuhi,” kata Moekhlas  

“Ini adalah yang pertama kali Pemilu presiden hanya diikuti dua pasangan, dan ini menjadi pertama kali pula satu putaran. Karena itu minggu tenang dan masa tenang menjadi sangat penting. Agar rakyat yang belum mengambil keputusan atau yang sudah mengambil keputusan untuk mengendapkan sebelum mengambil keputusan terbaik sesuai hati nurani dan akal sehatnya,” kata Saur.

 

Penulis    : R. Monang Silalahi

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Agenda Bawaslu

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu