• English
  • Bahasa Indonesia

Bawaslu Ingatkan Media Tidak ‘Memanaskan’ Pilpres

altJakarta, Badan Pengawas Pemilu– Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad menyindir peran media massa yang belum optimal dalam memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dalam perhelatan pemilu presiden dan wakil presiden (Pilpres) tahun 2014.

Sebaliknya, tambah Muhammad, media justru ikut serta membuat situasi menjadi panas dalam persaingan Pilpres. “Media seharusnya mengambil posisi bijak di garis tak berpihak, tetapi pada kenyataanya media justru ikut-ikutan memanaskan situasi,” ujar Ketua Bawaslu, Muhammad dalam Peresmian Gugus Tugas Pengawasan dan Pemantauan Penyiaran, Pemberitaan, dan iklan kampanye di Lembaga Penyiaran, di Jakarta, Selasa (3/6).

Ia sangat menyayangkan jika Pilpres dianggap oleh sebagian media dan pengamat sebagai perang atau semacamnya. Padahal, Pilpres merupakan suksesi kepemimpinan Indonesia yang harus didukung bersama, dan bukan menjadi persaingan antara dua kepentingan.

Lebih lanjut mengatakan, bahwa Bawaslu dalam posisinya sebagai anggota gugus tugas, mengingatkan kepada peserta pemilu agar tidak melanggar ketentuan yang ada saat melakukan kampanye di lembaga penyiaran. “Kecurangan walaupun menang tetap hina, kalah dengan hormat tetap menjadi mulia,” pesannya.

Senada diungkapkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik. Dalam kesempatan yang sama ia mengungkapkan media massa harus bertindak sesuai dengan aturan yakni netral kepada semua pasangan capres dan cawapres. Hal itu disampaikannya setelah menilai adanya indikasi keberpihakkan media kepada pasangan capres dan cawapres.

“Tidak memanfaatkan kedekatan dengan pemilik medianya atau aji mumpung. Karena pemilik media mendukung salah satu calon, maka medianya juga ikut-ikutan,” pungkasnya.

Sekedar informasi, dalam pemantauan Komisi Penyiaran Indonesial dan Dewan Pers, pemberitaan tentang calon presiden dan wakil presiden yang ditayangkan sepanjang tanggal 19 Mei 2014 sampai dengan tanggal 25 Mei 2014, terindikasi penyimpangan atas prinsip-prinsip independensi dan kecenderungan memanfaatkan berita untuk kepentingan kelompok tertentu.

MetroTV memberikan porsi pemberitaan yang lebih banyak dan porsi durasi yang lebih panjang kepada pasangan calon Jokowi-JK dibandingkan pasangan calon Prabowo-Hatta. Sebaliknya, TVOne  memberikan porsi pemberitaan yang lebih banyak  dan durasi yang lebih panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK.

Dalam frekuensi pemberitaan, RCTI, MNC TV dan Global TV  memberikan porsi pemberitaan yang lebih banyak dan durasi yang lebih panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK. 

 

Penulis                       : Falcao Silaban

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Agenda Bawaslu

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu