• English
  • Bahasa Indonesia

Pengawas Pemilu Dituntut Asah Insting untuk Endus Pelanggaran

Lombok, Badan Pengawas Pemilu – Pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia, Nasrullah menekankan agar para pengawas pemilu di daerah tidak sekadar menunggu laporan terkait dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak 2015 mendatang. Pengawas pemilu diminta untuk terus mengasah insting mereka dalam mengendus adanya dugaan pelanggaran.

“Sebelum orang protes, kita lebih dulu ketahui dan memprosesnya. Pengawas ini harus punya daya kepekaan, insting anda, naluri anda sebagai seorang pengawas. Jangan tunggu laporan,” kata Nasrullah saat membuka Rapat Kerja Teknis Penyelesaian Sengketa Dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Tahun 2015 Tahap I di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (27/6). Rakernis dihadiri seratusan pimpinan Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.

Nasrullah menegaskan, kerja-kerja panwas yang hanya mengandalkan laporan sudah sangat ketinggalan jaman. Dia menginginkan dalam gelaran pilkada serentak 2015 ini tidak ada lagi yang seperti demikian. Para pengawas dituntut untuk memiliki daya insting yang kuat dalam menjalankan perannya di pilkada.
“Para pengawas juga harus punya daya sikap, berani ambil sebuah keputusan, apapun, secara objektif,” tandasnya.

Penekanan di atas disampaikan Nasrullah lantaran beberapa waktu lalu mendapat aduan bahwa ada pengawas yang mendiamkan laporan dari masyarakat terkait pilkada. Pada sebuah daerah, terdapat lembaga swadaya masyarakat dari kalangan perempuan yang memprotes maskot pemilihan untuk pilkada di wilayahnya. Kalangan LSM keberatan karena maskot tersebut berupa sebuah burung yang dipakaikan kumis serta mengenakan blangkon.

“Mungkin ada calon permepuan yang ingin maju. Kalau melihat maskotnya seperti itu, kesannya seolah-olah mengarahkan ke calon lain, yakni ke laki-laki. Sudah disampaikan protesnya, tapi merasa didiamkan. Padahal tidak ada laporan saja, anda (pengawas) harus bersikap, bahwa itu sangat diskriminatif,” tegasnya.

Mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjabarkan, dengan mengasah insting dan bertindak objektif maka skenario terselenggaranya pilkada yang sukses bisa semakin nyata.

“Kalau anda objektif, kadang-kadang menguntungkan si A hari ini, besok mungkin sebaliknya si B. Maka ketika kemarin kita Rapat Dengar Pendapat di Komisi II DPR, kita dapat apresiasi, karena objektif dalam menyampaikan diantara beberapa data-data,” kata Nasrullah.

Penulis: Haryo Sudrajat

nasrullah, endus, pelanggaran, kecurangan, insting
Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu