Jakarta, Badan Pengawas Pemilu– Kelompok organisasi masyarakat kembali membuka layanan bagi masyarakat untuk melaporkan segala bentuk pelanggaran yang terjadi dalam Pemilu 2014 lewat media berbasis internet. Selain kecurangan, masyarakat juga dapat mengunggah foto-foto hasil penghitungan suara dan beragam kejadian yang terjadi di TPS.
“Tingkat kecurangan pilpres sangat tinggi. Oleh karena itu abadikan semua proses yang terjadi di TPS, dan unggah ke pantaupemilu.dekritrakyat.or.id,” kata Direktur Institute Hijau Indonesia, Chalid Muhammad, di Jakarta, Senin (30/6) dalam gerakan Dekrit Rakyat yang terdiri dari beberapa lembaga swadaya masyarakat dalam mengawasi Pemilu.
Selain di website, gerakan ini juga menyiapkan akses lewat media sosial bagi pengguna facebook, twitter, path, serta instagram. Menurutnya, mengawasi pemilu dengan mengajak pengguna facebook mencapai sebanyak 60 juta orang dan pengguna twitter sebanyak 20 juta orang akan sangat bermanfaat dan efektif. “Jika ada proses hukum di kemudian hari, maka bukti-bukti yang diunggah tersebut dapat digunakan,” tambahnya.
Sementara itu, dalam kesempatan serupa Direktur Lingkat Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengungkapkan bahwa sudah saatnya praktik-praktik politik uang, intimidasi, serta manipulasi terhadap penghitungan suara yang terjadi di TPS segera dihentikan dengan partisipasi masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat banyak yang sudah melek dengan teknologi.
“Kami ingin mengajak masyarakat tidak hanya menggunakan hak pilihnya, tetapi juga mengawasinya. Handphone dan Smartphone jadi alat pengawasan yang paling mudah dan murah,” tuturnya.
Sekedar informasi, gerakan ini tidak hanya menawarkan media-media untuk ikut melaporkan pelanggaran pemilu dengan basis internet. Ada juga sms center dengan nomor 082217770002 yang disediakan untuk partisipasi masyarakat.
Penulis : Falcao Silaban
 |
 |
Webmail
