Denpasar, Badan Pengawas Pemilu- Pengawasan berbasis information technology (IT) yang dicanangkan oleh Bawaslu guna mewujudkan Pemilu yang transparan dan berintegritas diperkenalkan di hadapan seratusan peserta Asian Electoral Stakeholder Forum III di Bali, Selasa (23/8).
Pimpinan Bawaslu RI Nasrullah yang menjadi narasumber dalam forum tersebut menjelaskan, Bawaslu menerapkan sistem pengawasan terpadu yang melalui dua arah. Dari atas, jelas Nasrullah, pengawasan yang didorong oleh lembaga-lembaga negara yang memiliki keterkaitan dalam Pemilu, seperti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang berkaitan dengan pengawasan dana kampanye dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang berkaitan dengan pengawasan keterlibatan aparatur sipil negara.
"Selain itu juga pengawasan dari bawah yang dilakukan oleh masyarakat. Pengawasan dari masyarakat ini yang terus didorong agar dapat menyukseskan penyelenggaraan Pemilu di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut Nasrullah mengatakan, salah satu potensi pelanggaraan terbesar dalam Pemilu yakni manipulasi suara. Maka dari itu Bawaslu mendorong keterlibatan masyarakat untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu dengan memanfaatkan teknologi informasi.
"Kami sangat mendorong partisipasi dari masyarakat. Sementara dalam pengawasan berbasis IT ini, setiap pengawas TPS langsung merekam secara audiovisual seluruh kegiatan saat proses pungut hitung suara," ujarnya.
Setelah itu, sambung Nasrullah, rekaman langsung disebar melalui youtube untuk menjadi acuan berapa hasil penghitungan di tiap TPS. Hal ini dapat mencegah terjadinya manipulasi suara yang bisa dilakukan oleh penyelenggara Pemilu.
"Dalam 2 jam, seluruh masyarakat Indonesia bisa melihat rekaman ini sehingga masyarakat juga bisa mengontrol dan mengawal proses penghitungan dari tingkat TPS hingga ke pusat. Tidak ada lagi kesempatan bagi penyelenggara Pemilu untuk memanipulasi suara," tegasnya.
Nasrullah mengatakan, pengawasan berbasis IT ini akan dicoba di Pilkada 2017. "Kami optimis bisa mencegah terjadinya manipulasi suara. Konsep ini juga tidak perlu biaya yang mahal, hanya bermodalkan gadget atau HP yang bisa melakukan perekaman secara visual. Semoga hal ini bisa berhasil diterapkan di Indonesia dan menjadi contoh bagi negara lainnya," pungkasnya.
Lembaga penyelenggara Pemilu se-Asia dan lembaga penggiat Pemilu se-Asia yang hadir dalam forum tersebut mengapresiasi dengan baik sistem pengawasan berbasis IT ini.
Penulis/Foto: Pratiwi/Nurisman