Jakarta, Awaslupadu.Com - Komisioner Bawaslu Nasrullah khawatir akan adanya penyalahgunaan surat suara. Pihaknya pun ingin memastikan, surat suara tersebut dicetak sesuai dengan aturan, misalnya surat suara harus sesuai dengan acuan daftar pemilih tetap (DPT). Kekhawatiran tersebut terkait penyetakan formulir-formulir Pemilu, di antaranya berita acara dan C 1 Plano besar (merekap perolehan masing pasing Parpol atau Caleg di setiap TPS) yang dipastikan tidak ada kelebihan. "Jika dicetak berlebih akan membuka peluang penyalahgunaan saat rekapitulasi suara. Kami juga ingin memastikan pola distribusi ke daerah jelas sampai pada tujuan," tambah Nasrullah.
Selain itu, lanjut Nasrullah, Bawaslu juga melakukan pengawasan hingga tingkat percetakan dan menggunakan cara uji petik. Ia mengatakan, Bawaslu di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga akan dilibatkan dalam pengawasan tersebut. Komisioner KPU, Arief Budiman mengatakan penyetakan Surat Suara hingga saat ini dinyatakan masih aman. "Masih on schedule. Saya ke dua tempat PT. Temprina media grafika dan PT. Antar Surya Jaya. Dua itu. Dan sampai hari ini diperkirakan sudah sekitar 30 persen. Begitu selesai untuk satu dapil, untuk satu provinsi langsung dikirimkan. Untuk surat suara Papua dan Papua Barat posisi barangnya sebagian sudah ada di pelabuhan".
Menurutnya, surat suara untuk dua Provinsi tersebut tinggal tunggu jadwal keberangkatannya saja, tetapi masih ada juga yang dalam proses juga. Untuk produksi tinta, sudah selesai dan sudah distribusi semua, tinta sudah produksi semua. "Secara umum sampai hari ini masih sesuai dengan kontrak kerja," tandas Arief.
 |
 |
Webmail
