Mesir, Badan Pengawas Pemilu - Ketua Bawaslu RI Muhammad dalam kesempatan berkunjungan ke Negara sahabat Tunisia dan Kairo. Beberapa tempat yang menjadi tujuan untuk bertukar pengalaman terkait penyelenggaraan pemilu, Salah satunya adalah pertemuanya dengan beberapa pengiat pemilu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati Pemilu di Tunisia. Dalam pertemuanya kali ini merupakan insiatif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia atas permintaan kumpulan LSM pemerhati Pemilu di Negara Tunisia.
Pertemuan tersebut berlangsung di Mosquée Youssef SahebTabaa, Halfaouine. Delegasi diundang oleh Abderrahmen Boukhari (Ketua Asosiasi Senidan Demokrasi), hadir dalam pertemuan tersebut beberapa elemen masyarakat Tunisia diantaranya Mrs. Leila Bahria (Ketua Observatoire Chahed, mantan Wakil Menlutahun 2013), Mr. Mootez Akacha (Ketua Asosiasi Budaya Islam Saheb Ettabaa).
Dalam pengantarnya Mrs.Madam Laila Bahria pengiat pemilu Tinisia menyampaikan bahwa pengalaman Indonesia dalam pemilu sangat penting untuk Tunisia, terutama peran LSM dalam mendukung proses demokrasi di Tunisia. Hasilnya pertemuan tersebut meminta agar Indonesia terus memberikan dukungan dalam bentuk sharing pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kepemiluan terutama bagi LSM agar mereka dapat meningkatkan kualitas pengawasan pemilu di Tunisia.
Selain itu Ketua Bawaslu RI, Ketua KPU, Husni Kamil Manik, Hakim Mahkamah Konstitusi, Wahiduddin Adams dan Direktur Institute for Peace and Democracy, I Ketut Putra Erawan turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini yang masing-masing membawakan materi tentang pengalaman Indonesia dalam proses pemilu legislatif mulai dari sejarah, prinsip dan asas, penyelenggaraan, pengawasan serta penyelesaian sengketa hasil pemilu.
Peserta workshop bertukar pengalaman tentang penyelenggaraan pemilu ini terdiri dari para stakeholder pemilu yaitu partai politik, penyelenggara pemilu , peneliti dan pemerhati pemilu, lembaga swadaya masyarakat pemilu serta media di Mesir. Dalam setiap sesi, selain pembicara terdapat para penanggap yang merupakan tokoh-tokoh penting pemilu di Mesir antara lain Mr. El Sayed Yassin (penasehat ACPSS), Counselor Mahmoud Fawzy, Brigjen Fifat Qomsan (penasehat Perdana Menteri untuk urusan Pemilu), Mr Abdel Aziz Salman (Ketua Badan Komisariat di Mahkamah Konstitusi Mesir), Mr Omar Marwan (Jubir High Elections Commiteeof Egypt).
Instance Supérieure Indépendante pour les Elections (ISIE) memberikan respon positif dan sangat tertarik dengan sistem aplikasi yang diterapkan dalam proses pemutakhiran data pemilih yang mengelola data lebih dari 190 juta pemilih di Indonesia, hal ini merupakan jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan pemilih di Tunisia yang hanya sebesar 5,5 juta.
ISIE juga meminta penjelasan tentang proses Pemilukada dan pelaksanaan pengawasannya di Indonesia karena Tunisia baru akan menyusun Undang-Undang Pemilukada dan akan melaksanakan Pemilukada tahun mendatang. ISIE juga berharap agar KPU dan Bawaslu dapat terus berbagi pengalaman demokrastisasi di Indonesia sehingga Tunisia sukses dalam proses transisi demokrasi dan dapat menyusul Indonesia menjadi negara yang matang dalam berdemokrasi.
Suasana forum diskusi pertemuan Peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan dan berdiskusi tentang penyelenggaraan pemilu di kedua negara. Menurut para peserta, Indonesia telah sukses dalam penyelenggaraan pemilu, sehingga pengalaman Indonesia adalah pengalaman yang sangat berharga dan dapat dipelajari oleh Mesir serta negara-negara lainnya dalam mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dengan pengalaman Indonesia yang disampaikan dalam workshop ini, diharapkan Mesir dapat mengambil best practices dari pengalaman Pemilu Indonesia.
Teks dan Foto : Iris Pramono
 |
 |
Webmail
