• English
  • Bahasa Indonesia

Saatnya Mahasiswa Berperan dalam Pemilu

Jawa Barat, jabar.bawaslu.net. Mahasiswa sangat diharamkan untuk golongan putih (golput) pada Pemilu 2014 mendatang. Pasalnya, mahasiswa harus menjadi benteng terdepan, untuk membenahi bangsa ini melalui mekanisme pemilu.

Hal tersebut menjadi fokus perhatian saat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersama Universitas Padjajaran mengadakan Seminar Nasional Menuju Gerakan 1 (Satu) Juta Relawan Pengawas Pemilu dengan Tema “Peran Partisipasi Pemilih Pemilu menuju Pemilu 2014 Bersih, Berkualitas, dan Bermartabat, di Bandung, Kamis (5/12).

“Sudah saatnya mahasiswa harus bergerak ikut menentukan nasib negara ini dalam lima tahun ke depan. Sekali salah, maka butuh waktu yang lama untuk memperbaikinya lagi,” ujar Anggota DPR Komisi II DPR Nu’uman Abdul Hakim yang menjadi narasumber dalam kesempatan tersebut.

Dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut, banyak mahasiswa yang mengungkapkan mereka memilih golput karena beberapa faktor. Selain tidak mengenal sosok yang dicalonkan dalam Pileg, mereka juga tidak percaya bahwa yang terpilih nanti akan benar-benar membawa aspirasi masyarakat.

Sementara itu, Anggota Bawaslu Nasrullah menegaskan golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab karena golput justru akan menciptakan wakil-wakil rakyat yang tidak sesuai dengan harapan rakyat.

“Misalnya, ada dua calon yang satu layak dan yang lain tidak, jika golput maka kemungkinan besar calon yang layak tidak akan terpilih. Berarti golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

Nasrullah juga mengajak para mahasiswa yang masih memiliki idealisme, untuk terlibat dalam pengawasan partisipatif dengan menjadi relawan pengawas Pemilu. Nantinya, mereka akan dibimtek dan diberikan pemahaman terkait pelanggaran dalam pemilu. Setiap temuan akan dilaporkan kepada pengawas Pemilu dan ditindaklanjuti.

Pengamat Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin mengapresiasi tindakan Bawaslu yang melibatkan mahasiswa dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, ini merupakan terobosan dalam mengatasi kekurangan jumlah pengawas Pemilu di tiap TPS.

Politik Masuk Kampus

Sementara itu, Nasrullah juga mengusulkan agar setiap universitas di Indonesia agar tidak terlalu menutup diri terhadap politik. Ia berharap agar para civitas akademika dapat mengenal setiap calon dan mengupas permasalahan partai politik yang ada di Indonesia.

“Para calon dan parpol harus diberikan porsi untuk mengenalkan jati diri mereka terhadap mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa yang menilai mereka layak atau tidak untuk memimpin Indonesia di masa mendatang,” pungkasnya.

Namun, Irman menegaskan praktik politik praktis di lingkungan kampus tetap harus dibatasi. Pasalnya, kebiasaan partai politik yang mencomot kader-kader dari kampus, yang menyebabkan mahasiswa dapat terjun langsung dalam politik praktis.

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Agenda Bawaslu

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu